Menanti yang akan tenggelam
Di tengah gulitanya malam
Seraya merunduk menggumam
Pasrah pada As-Salaam.
Nurani menjerit pilu
Saksi bisu sayatan di kalbu
Terpapar mata pada dirimu
Yang terkapar tiada dayamu
Tubuh-tubuh lemah bergelimpangan
Entah siapa kuasa menahan
Korban kebiadaban sesama insan
Yang mengaku cinta kedamaian
Nurani siapa tiada duka
Tentu ia dan Iblis bersaudara
Teriakan palsu ikut berduka
Penanda ia nifak semata
Kibarkan tinggi sejatinya nurani
Panjatkan doa memanjat langit ilahi
Bagi Arakan kita bersedih hati
Moga Allah selalu melindungi.
Bekasi, 28 Agustus 2012.
10 Syawwal 1433.